Oleh : Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit : 20 Juni 2012
Tanggal terbit : 20 Juni 2012
1. Pendahuluan
Cat
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun
lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi,
dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di
alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang
memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan
yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux
Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan
prasejarah lainnya yang ditemukan.
Orang-orang
Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka menemukan cat
warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu.
Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk
mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan
perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia,
resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.
Salah
satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi
permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya.
Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface
coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro
coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan
tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang
jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.
Cat
adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan
tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau
melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan
dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat
pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan
banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray),
dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain.
Cat
adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk
melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan
melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua
jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk
membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi
(marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air)
2. Proses Pembuatan Cat Secara Industri
Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi
yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi
teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya.
a. Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai
dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari gudang
yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau
rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau,
warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).
Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang
beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan
dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan
faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive
atau pigment. Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan
dengan tenaga manusia biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan
cair).
b. Produksi
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:
1) Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring
saja, yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat
yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur
bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga diperoleh suatu
campuran yang benar-benar merata di semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer
disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.
Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat tinner, hardener,
wood stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak
mengandung pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment atau
extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta) terlebih
dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.
Gambar 1. Macam-macam Pigment cat
2) Cat Dengan Pigment dan/atau Extender
Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa
halus padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran.
Jika diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 –
50 mikro), maka
proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika
dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 – 20 mikro) maka
diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis
cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler,
cat primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan
partikel bukan merupakan sifat yang harus dicapai.
Gambar 2. Mixing cat
3) Proses Dispersi
Tahapan dispersi merliputi:
a) Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender
oleh bahan-bahan cair (millbase).
b) Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel
pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau partikel-partikel
primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.
c) Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil atau
partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu
kembali.
Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip
dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat
perhatian adalah: kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram, diameter cakram
terhadap tangki, tinggi cakram dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi
tangki dan perbandingan padatan dan cairan campuran (kadar padatan = PVC) serta
penambahan secara tepat additive wetting dan dispersingnya. Jika
kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai
donat, terbentuk “doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses
dispersi yang optimal.
Gambar 3. Triple Roll Mill
4) Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih
rendah dari 20 mikro, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment
dan/atau extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana
ikatan fisik partikel-partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut
menjadi patikel-partikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut
penggilingan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigment, extender, sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk
dibuat pasta (bahan setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau
langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing
biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa pigment di
atas.
Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:
a)
Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang
berhimpitan satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini
bisa diatur sesuai dengan derajat kehalusan
yang diinginkan. Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.
b)
Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin
giling yang terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam silinder
giling, glass bead bersama dengan millbase akan diputar oleh
agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara mekanis
akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus menerus. Millbase
melalui saringan akan keluar, sedangkan glass bead akan tetap
tertahan di dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari
bahan yang keras dan kuat, pada akhirnya juga akan terpecah, ini akan
menyebabkan proses penggilingan akan menurun performance-nya dan glass
bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator, kekentalan,
kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika satu tahap proses
penggilingan belum mencapai hasil yang diinginkan, millbase biasanya
dikembalikan lagi ke dalam mesin, dilakukan bisa berkali-kali hingga diperoleh
derajad kehalusan yang diinginkan.
Gambar 4. Sand Mill
c. Penyelesaian
Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau
penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap
akhir dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi
dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari
partikel-partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses tersebut.
Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka
untuk melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai
komposisi yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran
tersebut. Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka
menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan,
agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya.
Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu
tahapan antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari
proses pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat.
3. Cara Membuat Cat Skala Home Industry (Cat Tembok)
Pada dasarya bahan baku
dari pembuatan cat tembok adalah kapur (CaCO3) yang ditambahkan dengan air dan pigment warna. Maka, tidaklah aneh jika pada
zaman dulu, Nenek-nenek kita sering mengecat rumahnyayang terbuat dari ayaman
bambu (bilik) cukup dengan kapur yang ditambah air. Tentu saja warna catnya
akan menjadi putih. Tetapi kelemahan cat sederhana seperti ini adalah mudahnya
cat untuk teroksidasi sehingga warnanya akan berubah (pudar), selain itu cat
akan mudah terkelupas (bahkan menempel dengan mudah di kulit atau pakaian), dan
yang terakhir warna cat tidak mengkilap. Oleh karena itu diperlukan penambahan
zat lainnya agar cat yang dibuat dapata aplikatif dan tidak berbeda jauh dengan
cat buatan industri. Dibawah ini disediakan salah satu resep pembuatan
cat tembok dengan kualitas standar:
Bahan:
1. Calsium Carbonat (kapur) 2 Kg sebagai medium pendispersi
2. Titanium Dioksida 2 ons (zat ini sudah dilarang dan sulit didapatkan, Fungsinya untuk
menghasilkan warna putih sehingga jika ditambah pigment colour akan menghasilkan warna yang murni)
3. Propylene Vinil Acrylic (PVAC) 1 kg, berfungsi agar cat tidak cepat luntur
4. Air ¾ liter sebagai pelarut atau medium pendisfersi
5. Tepung tapioka
secukupnya (digunakan untuk cat yang akan diaplikasikan pada permukaan
yang tidak rata, berfungsi sebagai perekat)
6. Pigment Colour secukupnya sebagai pewarna
7. Kaolin 1 kg, berfungsi agar cat menjadi mengkilap
8. Pine Oil 10 cc, berfungsi agar warna cat menjadi stabil
Cara:
1. Larutkan Calsium Carbonat ke dalam air aduk
sampai rata
2. Lalu masukan PVAC ke dalam larutan 1 sambil terus
diaduk. Masukan Titanium Dioksida.
3. Masukan kaolin ke dalamnya sampai seluruhnya bercampur
dengan rata.Lalu masukan pigmen colour.
Pigmen color ada bermacam-macam sesuai selera dan permintaan.
4. Tambahkan pine
oil
4. Bahaya Zat Kimia Pembuat Cat
Cat merupakan campuran bahan kimia yang sudah dikenal sejak
dahulu dan banyak digunakan di berbagai tempat. Cat merupakan bahan yang mudah
menguap dan cat semprot akan mengubah substansi menjadi bentuk aerosol yang
mudah terisap Cat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui inhalasi, kontak
kulit dan oral, hal ini merupakan pajanan potensial. Cat mengandung bahan kimia
yang dapat menyebabkan kanker terutama kanker paru di samping kanker esofagus,
abdomen dan kandung kencing.8 Isosianat yang dikombinasi dengan bahan-bahan
kimia lain dalam cat semprot, pelapis polyurethane serta
beberapa industri dapat mempeng- aruhi kesehatan bila dihirup dalam bentuk
aerosol. Isosianat dapat menyebabkan beberapa kelainan paru seperti asma
danpneumonitis hipersensitif.
Pajanan isosianat dapat menyebab- kan asma pada 5-15%
pekerja dan merupakan penyebab paru kerja yang sering dijumpai di daerah
industri.Cat semprot yang mengandung hidrokarbon, suatu bahan yang mudah menguap
dapat menimbulkan sensasi euforia dan halusinasi, sehingga dapat
disalahgunakan (abuse) terutama di kalangan remaja. Pajanan
akut dan kronik dapat mempengaruhi kesehat- an paru dan bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Cat berisi bahan kandungan cat dan bahan pewarna
berupa campuran zat kimia padat dengan medium cair, digunakan sebagai lapisan
proteksi atau dekorasi permukaan; akan mengering dengan oksidasi, polimerisasi
dan evaporasi. Pekerja cat dan orang di sekitarnya dapat terpajan oleh bahan-bahan
kimia yang terdapat dalam cat.
Cat pada umumnya berbahan dasar air atau minyak dan
terdiri atas tiga komponen penting, yaitu:
1.
Tiner
Semua cat mengandung pelarut/solvent
yang biasanya berupa tiner. Tiner akan menguap segera setelah cat dioleskan,
saat itu pekerja cat dapat mengisap bahan berbahaya yang terkandung dalam
solven. Pajanan terhadap solvent dapat menyebabkan sakit kepala, pusing,
iritasi mata, hidung dan tenggorokan, masalah reproduksi dan kanker.
2.
Binder
Binder yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan adalah resin (epoxy sin dan urethane
resin) menimbulkan iritasi hidung, mata, tenggorokan dan kulit.
3.
Pigmen
Pigmen dalam cat berguna untuk
mewarnai dan meningkatkan ketahanan cat.
Banyak jenis pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu: Lead
chromate: digunakan untuk memberi warna hijau, kuning dan merah; dapat
menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat. Kromium: memberikan warna hijau,
kuning dan oranye; dapat menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung dan
saluran napas atas. Kadmium: memberi warna hijau, kuning, oranye dan merah; dapat
menyebabkan kanker paru.
Tabel 1. Bahan Cat
dan Fungsinya
Bahan
|
Fungsi
|
Bahan pembentuk lapisan (film-forming materials): Linseed
oil, Soybean oil, Tung oil, Dehydrated Castor
oil, Fish oil, Oiticica oil, Perilla
oil, Casein, Latex emulsion, Varnishes
|
Membentuk lapisan
pelindung melalui oksidasi dan polimerisasi minyak tak jenuh
|
Tiner (thinners) :
Hidrokarbon alifatik, naphtha, fraksi petroleum lain
|
Sebagai suspensi pewarna cat
(pigmen),
terlarut dalam bahan pembentuk
lapisanndan konsentrasinya sedikit dalam cat
|
Turpentin (turpentine) :
Seperti hidrokarbon aromatik: toluen, silol (xylol), methylated
naphthalene
|
Mempercepat
pengeringan lapisan (film) melalui oksidasi dan polimerisasi
|
Pengering (driers) :
Co, Mn, Pb, Zn, naphthalene, resin, octoates,
linoleat, tallates Antiskinning agents :
Polyhydroxy phenols. Plasticizers:
Beberapa macam minyak
|
Memberikan elastisitas pada
lapisan sehingga mengurangi atau mencegah proses penguraian
|
Tabel 2. Pigmen Cat dan
Fungsinya
Pigmen
|
Fungsi
|
Pewarna putih: timah putih, titanium dioksida, Zn
oksida, lithopone, Zn
sulfida, basic lead sulphate
Pewarna hitam: karbon hitam, lampblack, graphite,
magnetite black
Pewarna biru: ultramarine, cobalt blue, copper
phthalocyanine, iron blue
Pewarna merah: timah merah, iron oxides,kadmium
merah, toners and
lakes
Pewarna metalik : aluminum, debu seng, bubuk
tembaga
Pewarna kuning: litharge, ochre, timah atau
Zn kromat, hansa yellows,
ferrite yellows, cadmium lithopone
Pewarna jingga: basic lead chromate, cadmium
orange, molybdenum
orange
Pewarna hijau: kromium oksida, kromat hijau,
hydrated chromium oxide,
phthalocyanine green, permansa green
Pewarna coklat: burnt sienna, burnt amber,
vandyke brown
Metal protective
pigments: timah merah, timah biru, seng,
basic lead,
barium potassium chromates
|
Untuk melindungi lapisan cat dari sengatan matahari,
menguatkan lapisan dan memberi tampilan menarik (estetik)
|
Pigments Extenders:
China clay,
talk, asbestos, silika, gips, mika, barytes, blanc fixe
|
Mengurangi
biaya pewarna dan meningkatkan ketahanan warna
|
Cat semprot banyak digunakan di industri-industri
mobil, mebel, pesawat, kapal laut dan industri lain. Cat semprot lebih
berbahaya daripada cat kuas karena partikelnya yang kecil dapat tersebar luas.
Cat semprot mengubah substansi menjadi aerosol, yaitu kumpulan partikel halus
berupa cair atau padat, yang karena ukurannya yang kecil akan mudah terisap,
sehingga potensial merupakan pajanan khususnya terhadap kesehatan paru,
berpotensi menyebabkan penyakit paru akibat kerja; antara lain kanker, asma dan
pneumonitis hipersensitivitas.
. Selain itu cat dapat mempengaruhi beberapa organ lain
seperti susunan saraf pusat, hati, ginjal, kulit, mata, organ reproduksi,
jantung dan paru. Di samping itu cat semprot yang mengandung hidrokarbon dapat disalahgunakan
karena dapat memberikan sensasi euforia atau halusinasi; intoksikasi
hidrokarbon dapat menyebabkan kelainan paru bahkan kematian.
Cat semprot berupa partikel halus yang dapat terisap
ke dalam saluran napas. Lokasi deposisi partikel di saluran napas ditentukan
oleh konsentrasi, kelarutan dan ukurannya. Partikel berukuran 10 µm atau lebih
akan mengendap di hidung dan faring, yang berukuran kurang dari 5 µm dapat
penetrasi sampai ke alveoli, dan partikel berukuran sedang (5-10µm) akan
mengendap di beberapa tempat di saluran napas besar. Lokasi deposisi partikel
akan memberikan respons atau penyakit yang berbeda. Faktor manusia juga berperan
penting dalam berkembangnya penyakit, seperti kebiasaan merokok, kecepatan
aliran udara, pernapasan, ukuran paru dan faktor familial.
Cat jenis tertentu diduga mengandung beberapa zat yang
bersifat karsinogenik. Sebagian besar pajanan cat melalui inhalasi walaupun
dapat juga melalui kontak kulit atau oral. Beberapa bahan dalam cat yang dapat menyebabkan
kanker paru antara lain timah, kromium, molybdenum, asbestos, arsenik,
titanium dan mineral oil (polycyclic aromatic hydrocarbon).
Arsen dan pewarna cat yang mengandung metal seperti
titanium oksida, kromium dan besi saat ini jarang digunakan karena sejak tahun
1960 digunakan cat dengan berbahan dasar air yang hanya sedikit mengandung
pelarut dan kurang berbahaya.
Isosianat sering
diidentifikasi sebagai penyebab asma kerja pada pekerja cat semprot yang
dikenal sebaga isocyanate-induced asthma. Prevalensi isocyanate-induced
asthma diperkirakan berkisar antara 5-15% dan sering dijumpai di
negara berkembang. Isosianat merupakan bahan utama cat semprot, selain itu
dapat juga dijumpai pada varnis, lem dan polyurethane.
Isosianat merupakan bahan kimia reaktif yang dapat
mengiritasi saluran napas dan membran mukosa. Dahulu toluene
diisocyanate (TDI) sering digunakan dalam komponen cat semprot
kendaraan bermotor; saat ini digantikan oleh 1,6 hexamethylene
diisocyanate (OCN(CH2)6NCO (HDI) dan
methylene diphenyl diisocyanate (MDI). HDI merupakan diisosianat
alifatik; HDI monomer sangat mudah menguap, sehingga sebagian besar HDI dalam
bentuk prepolimer.
Pajanan isosianat yang tinggi dapat menyebabkan
iritasi mata, sensitisasi dan inflamasi kulit serta edema paru. Pada
pekerja yang telah tersensitisasi oleh
isosianat, pajanan dosis kecil (kurang dari 1 ppb = parts per billion)
dapat menyebabkan asma yang dapat tetap diderita bertahun-tahun setelah pajanan
dihentikan. Tanda dan gejala yang sering yaitu batuk dengan atau tanpa produksi
sputum, sesak atau rasa berat di dada, mengi, mengigil, malaise, nyeri otot,
dan gejala seperti flu (flu like symptoms) pada saat bekerja.
Demam disertai lekositosis dapat juga dijumpai pada asma kerja (5%). Pada
beberapa pasien dapat dijumpai gejala yang tidak khas seperti batuk kronik atau
bronkitis. Foto dada biasanya normal walaupun dapat juga ditemukan infiltrat interstisial
atau menyebar. Pada pemeriksaan arus paksa ekspirasi serial (APE) didapatkan
nilai APE yang lebih rendah saat berada di lingkungan pekerjaan.
Isosianat merupakan senyawa dengan berat molekul rendah
(kurang dari 5000 dalton); mekanismenya sebagai penyebab asma belum jelas; diperkirakan
melalui mekanisme imunologi dan nonimunologi. Mekanisme isocyanate-inducedasthma melalui non-IgE
dependent karena antibodi IgE (imunoglobulin E) yang spesifik terhadap
protein konjugat hanya sedikit dijumpai (10-30%).
Eosinofil jarang dijumpai pada asma kerja; berhubungan
dengan beratnya penyakit dan peningkatan reversibilitas terhadap bronkodilator Hidrokarbon
adalah bahan kimia yang terdapat di dalam cat, lem, pelarut dan bahan bakar
(bensin); merupakan komponen organik yang terdiri atas molekul karbon dan hidrogen;
terbagi atas jenis hidrokarbon aromatik dan alifatik.
Toksisitas hidrokarbon disebabkan karena bahan ini
mudah menguap (volatil) sehingga mempengaruhi organ respirasi (paru); di
samping itu dapat juga mempengaruhi sistem saraf, jantung, ginjal, hati dan
gastrointestinal. Hidrokarbon volatil seperti bensen, toluen dan silen dapat
memberikan sensasi euforia dan halusinasi sehingga sering
disalahgunakan (abuse). Sejak dua dekade terakhir terjadi
peningkatan penyalahgunaan cat semprot yang mengandung hidrokarbon pada remaja dengan
sosial ekonomi rendah karena murah dan mudah didapat.
Teknik inhalasi melalui hidung, mulut atau cat disemprotkan
ke kantong kemudian dihirup. Cat semprot yang disukai adalah cat semprot warna
metalik karena mengandung toluene konsentrasi tinggi.
Daftar Pustaka
Maurits. 1999. Manajemen Penerapan Hiperkes di Perusahaan dan
Rumah Sakit, Naskah
Seminar Penerapan K3 dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Kerja dan
Menyongsong Akreditasi Rumah Sakit.
Rohery,
B. 1985. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000. PT
Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.
Soegiarto. Diktat Kuliah Keselamatan Kerja dan Higiene
Perusahaan,
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan. PT Toko
Gunung Agung:
Jakarta.
Keren infonya gan
ReplyDeleteGimana cara membuat cat minyak lukis sendiri dan bahannya apa saja?
ReplyDeleteGun dimana saya bisa mendapatkan pasta/ pigment
ReplyDeleteGun dimana saya bisa mendapatkan pasta/ pigment
ReplyDeleteMinta dibuatin artikel proses cat air dong / watercolor...Terima Kasih
ReplyDelete